Selasa, 07 Oktober 2014

Self limiting beliefs

Tidak banyak orang yang sanggup mengubah mimpi menjadi prestasi. Ada beberapa syarat untuk mengubah hal tersebut, diantaranya yaitu kemampuan membongkar “self limiting beliefs” yaitu kepercayaan-kepercayaan yang membatasi diri sendiri. Contohnya: kenaikan IP mencapai 4 tidak mungkin saya capai, saya tidak berbakat menjadi konselor, dan menjadi seorang konselor terlalu ambisius  untuk saya.

       1. kenaikan IP mencapai 4 tidak mungkin saya capai

kenaikan IP mencapai 4 tidak mungkin saya capai untuk semester selanjutnya. Hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswa yang mengajar IP mencapai 4 dan saya merasa tidak pantas untuk bersaing mencapai IP sampai 4.

Cara mengatasinya:

(mengungkap kembali pemikiran positif)

Saya merasa pantas ikut bersaing dengan mahasiswa lain dalam bersaing mencapai  IP 4, karena saya sama seperti mahasiswa lain yang sama belajar dan berusaha dari awal masuk perguruan tinggi. Dan tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini dan setiap manusia bisa berubah jika manusia itu sendiri merubahnya. Hal ini bisa dicapai  dengan balajar lebih giat lagi dari sebelumnya, lebih aktif lagi di kelas dan tidak lupa berdo’a agar segala sesuatu yang saya lakukan di ridhoi oleh Allah SWT. Amin.

  2. Saya merasa tidak pantas untuk menjadi seorang konselor
Saya merasa tidak pantas untuk menjadi seorang konselor, karena saya merasa wawasan yang saya miliki belum luas. Saya menyakini bahwa menjadi seorang konselor haruslah memiliki wawasan yang luas, agar dapat memotivasi kliennya, dan wawasan tersebut kurang karena keterbatasan saya terhadap teknologi. Jadi, ilmu yang saya milliki hanya terpatok pada apa yang saya pelajari di kelas. 
Cara mengatasinya: 
Untuk menjadi seoarang konselor memang harus memiliki wawasan yang luas, dan wawasan yang luas itu tidak tergantung pada apa yang saya dapat dari sesuatu yang ada dalam teknologi, seperti banyaknya jaringan sosial yang ngetren sekarang ini. Tetapi wawasan itu juga didapat dari pengalaman yang saya dapat sehari-hari, yaitu dari apa yang saya lihat, saya raba, saya rasa, dan saya dengar. Wawasan juga bisa bertambah dengan rajin membaca buku, mendengar radio, menonton televisi atau menngikuti seminar-seminar yang dapat menambah ilmu pengetahuan. Seorang yang ingin memiliki wawasan yang luas tidak boleh gagap terhadap teknologi, karena tanpa teknologi manusia “biasa” tidak akan bisa menggenggam dunia.